Unilever Indonesia didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Unilever Indonesia mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1981.dan mempunyai lebih dari 1000 supplier.
Unilever memiliki beberapa perusahaan lain di Indonesia:
- PT Anugrah Lever - didirikan pada tahun 2000 dan bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merek-merek lain
- PT Technopia Lever - didirikan pada tahun 2002 dan bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos
- PT Knorr Indonesia - diakuisisi pada 21 Januari 200
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - PT Unilever
Indonesia Tbk sebagai produsen Lifebuoy memberikan tanggapan mengenai
protes warga Nusa Tenggara Timur (NTT) atas iklan versi "5 Tahun Bisa
untuk NTT" di media televisi nasional.
Protes tersebut di antaranya dimuat Tribunpontianak.co.id, pada hari Minggu, 1 Desember 2013 dengan judul `Merasa Dilecehkan, Warga NTT Minta Hentikan Iklan Sabun Lifebuoy',
Head of Corporate Communications PT Unilever Indonesia, Maria D Dwianto melalui rilisnya kepada Tribunpontianak.co.id, Rabu (4/12/2013) menjelaskan, program ini adalah bagian dari edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun yang telah secara konsisten dilakukan oleh Unilever melalui Lifebuoy selama hampir 10 tahun di Indonesia.
Program “5 Tahun Bisa untuk NTT” didasarkan pada data ilmiah yang terdapat dalam Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.
Data itu menunjukkan NTT merupakan satu di antara provinsi dengan angka kematian balita tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, yaitu 58 per 1000 kelahiran hidup (http://www.depkes.go.id/downloads/KUNKER BINWIL/19 Ringkasan Eksekutif Prov NTT.pdf). Satu dari empat kematian balita di NTT disebabkan oleh diare,(http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/Hasil Penelitian/SDKI 2012/Laporan Pendahuluan SDKI 2012.pdf) penyakit yang sebetulnya dapat dicegah dengan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
Dalam program ini kami mengajak masyarakat untuk mendukung melalui beberapa pilihan cara: klik “dukung” di situs kami (http://www.5tahunbisa.lifebuoy.co.id), menonton video di Youtube (http://www.youtube.com/watch?v=im7viiFfKo4), ’like’ fanpage Lifebuoy atau pembelian produk Lifebuoy di gerai tertentu.
Untuk setiap dukungan, secara otomatis kami akan memberikan donasi sebesar Rp100,- untuk program yang akan kami jalankan di desa Bitobe, NTT yang direkomendasikan kepada kami oleh pemerintah setempat sebagai salah satu daerah di Kabupaten Kupang NTT, yang membutuhkan bantuan.
Apabila ada pihak yang merasa tidak nyaman saat menyaksikan video ini, kami sampaikan permohonan maaf. Kami tidak pernah bermaksud merendahkan martabat anak-anak dan masyarakat NTT.
Program ini kami luncurkan untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui salah satu pilarnya yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun yang menurut riset telah terbukti dapat menurunkan resiko diare hingga 50% dan ISPA hingga 45% (http://globalhandwashing.org/why/health-impact). Kebiasaan sederhana ini mempunyai dampak yang besar terutama bagi kesehatan balita yang rentan terserang infeksi.
Perlu kami informasikan bahwa periode pengumpulan dukungan telah berakhir tanggal 30 November 2013 dan iklan kami mengenai program ini telah selesai masa tayangnya. Hingga saat ini, telah terkumpul donasi lebih dari Rp 710 juta yang akan kami salurkan untuk program pembangunan sarana sanitasi dan akses air bersih serta program edukasi PHBS di desa Bitobe.
Dapat kami jelaskan pula bahwa keterlibatan Unilever Indonesia dalam program edukasi dan pengembangan masyarakat di NTT sudah dimulai sejak tahun 2010. Melalui program yang dilaksanakan oleh Yayasan Unilever Indonesia bekerja sama dengan WFP (World Food Program), kami melakukan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah-sekolah dan posyandu yang tersebar di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan dan Sumba Barat Daya, meliputi edukasi sikat gigi pagi dan malam, cuci tangan pakai sabun di 5 saat penting, sarapan bernutrisi dan kantin sehat di sekolah.
Protes tersebut di antaranya dimuat Tribunpontianak.co.id, pada hari Minggu, 1 Desember 2013 dengan judul `Merasa Dilecehkan, Warga NTT Minta Hentikan Iklan Sabun Lifebuoy',
Head of Corporate Communications PT Unilever Indonesia, Maria D Dwianto melalui rilisnya kepada Tribunpontianak.co.id, Rabu (4/12/2013) menjelaskan, program ini adalah bagian dari edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun yang telah secara konsisten dilakukan oleh Unilever melalui Lifebuoy selama hampir 10 tahun di Indonesia.
Program “5 Tahun Bisa untuk NTT” didasarkan pada data ilmiah yang terdapat dalam Ringkasan Eksekutif Data dan Informasi Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Laporan Pendahuluan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.
Data itu menunjukkan NTT merupakan satu di antara provinsi dengan angka kematian balita tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, yaitu 58 per 1000 kelahiran hidup (http://www.depkes.go.id/downloads/KUNKER BINWIL/19 Ringkasan Eksekutif Prov NTT.pdf). Satu dari empat kematian balita di NTT disebabkan oleh diare,(http://www.bkkbn.go.id/litbang/pusdu/Hasil Penelitian/SDKI 2012/Laporan Pendahuluan SDKI 2012.pdf) penyakit yang sebetulnya dapat dicegah dengan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
Dalam program ini kami mengajak masyarakat untuk mendukung melalui beberapa pilihan cara: klik “dukung” di situs kami (http://www.5tahunbisa.lifebuoy.co.id), menonton video di Youtube (http://www.youtube.com/watch?v=im7viiFfKo4), ’like’ fanpage Lifebuoy atau pembelian produk Lifebuoy di gerai tertentu.
Untuk setiap dukungan, secara otomatis kami akan memberikan donasi sebesar Rp100,- untuk program yang akan kami jalankan di desa Bitobe, NTT yang direkomendasikan kepada kami oleh pemerintah setempat sebagai salah satu daerah di Kabupaten Kupang NTT, yang membutuhkan bantuan.
Apabila ada pihak yang merasa tidak nyaman saat menyaksikan video ini, kami sampaikan permohonan maaf. Kami tidak pernah bermaksud merendahkan martabat anak-anak dan masyarakat NTT.
Program ini kami luncurkan untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui salah satu pilarnya yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun yang menurut riset telah terbukti dapat menurunkan resiko diare hingga 50% dan ISPA hingga 45% (http://globalhandwashing.org/why/health-impact). Kebiasaan sederhana ini mempunyai dampak yang besar terutama bagi kesehatan balita yang rentan terserang infeksi.
Perlu kami informasikan bahwa periode pengumpulan dukungan telah berakhir tanggal 30 November 2013 dan iklan kami mengenai program ini telah selesai masa tayangnya. Hingga saat ini, telah terkumpul donasi lebih dari Rp 710 juta yang akan kami salurkan untuk program pembangunan sarana sanitasi dan akses air bersih serta program edukasi PHBS di desa Bitobe.
Dapat kami jelaskan pula bahwa keterlibatan Unilever Indonesia dalam program edukasi dan pengembangan masyarakat di NTT sudah dimulai sejak tahun 2010. Melalui program yang dilaksanakan oleh Yayasan Unilever Indonesia bekerja sama dengan WFP (World Food Program), kami melakukan edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah-sekolah dan posyandu yang tersebar di Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan dan Sumba Barat Daya, meliputi edukasi sikat gigi pagi dan malam, cuci tangan pakai sabun di 5 saat penting, sarapan bernutrisi dan kantin sehat di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar